Mitos Varises dan Cara Pengobatan Dengan Herbal

Varises merupakan suatu kondisi ketika terjadi pembengkakan pembuluh darah vena karena adanya penumpukan darah di pembuluh tersebut.

Munculnya varises ditandai dengan perubahan warna pembuluh vena menjadi ungu atau biru gelap dan bengkak.

Bagian tubuh yang paling rawan terkena varises adalah area tungkai, terutama betis.

Kemunculan varises juga bisa di bagian tubuh lain, yakni panggul, anus, vagina, rahim, dan kerongkongan.

Penyebab Varises

Sebagai pembuluh darah yang bekerja mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung, pembuluh vena memiliki katup sebagai pintu satu arah.

Darah yang melewati katup tersebut tidak akan dapat kembali lagi.

Jika katup tersebut lemah atau mengalami kerusakan, maka darah bisa berbalik arah dan terjadi penumpukan darah dalam pembuluh vena.

Penumpukan darah ini yang menyebabkan pembuluh vena melebar dan menimbulkan varises.

Faktor Resiko Varises

Menurut wiki ^[1], sekitar 10-20% orang pernah mengalami penyakit ini, pada wanita 2-3 kali lebih tinggi daripada pria.

Varises diidap oleh mereka yang memiliki orang tua juga mengalami keluhan ini, hampir setengah dari pasien.

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang berkontribusi pada munculnya varises, antara lain:

• Terjadi trauma pada katup vena yang mengakibatkan katup vena rusak.
• Sering terlalu lama berdiri.
• Memiliki obesitas atau kelebihan berat badan (overweight).
• Menumpangkan kaki saat duduk.
• Memakai pakaian yang terlalu ketat.

Diagnosis Varises

Untuk mendiagnosis varises, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan, meliputi gejala, riwayat penyakit, kebiasaan, lingkungan kerja, dan faktor risiko yang memicu varises tersebut.

Tentunya dokter akan mengamati bagian tubuh yang tampak mengalami varises.

Jarang dilakukan pemeriksaan penunjang, kecuali bila dicurigai ada masalah lain, misalnya masalah deep vein thrombosis (pembekuan darah vena).

Pengobatan Varises

Proses pengobatan varises disesuaikan dengan kondisi pasien, ukuran, posisi, dan tingkat keparahan varises.

Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah varises semakin parah, hingga menghindari terjadinya komplikasi berupa perdarahan.

Metode pengobatan yang dilakukan, yakni terapi obat dengan menggunakan stoking khusus yang bernama stoking kompresi.

Kalau rasa nyeri yang timbul akibat varises semakin terasa, dokter akan menyarankan prosedur bedah, bisa bedah kecil maupun besa tergantung pada kondisi.

Prosedur bedah yang dilakukan, misalnya terapi laser atau mengikat pembuluh vena kalau terjadi komplikasi.

Mitos Seputar Varises

Ada cukup banyak mitos seputar varises yang beredar di masyarakat. Berikut penjelasan lengkap terkait berbagai mitos tersebut.

Mitos pertama, varises tidak berbahaya

Menurut seorang ahli bedah vaskular di Washington, Kathleen D. Gibson, MD., mengungkapkan bahwa varises termasuk masalah kesehatan yang cukup berbahaya.

Gejalanya bukan hanya kemunculan urat-urat biru yang menonjol di kaki, tetapi juga bengkak dan kram kaki.

Varises yang tidak segera diobati dapat menyebabkan penggumpalan darah kaki, atau deep vein thrombosis.

Mitos kedua, varises muncul karena terlalu lama duduk atau berdiri

Penyebab yang sebenarnya dari varises adalah ketika katup pembuluh darah vena di bagian kaki tidak berfungsi dengan baik.

Kerusakan katup tersebut mengakibatkan darah berkumpul di pembuluh darah dan tidak kembali ke jantung.

Terlebih lagi, pembuluh vena di kaki terletak paling jauh dari jantung, sehingga darah semakin sulit naik ke jantung.

Hal ini mengakibatkan pembuluh vena di kaki paling rawan terserang varises.

Memang, munculnya varises secara tidak langsung bisa dipicu oleh kebiasaan duduk atau berdiri terlalu lama.

Meski demikian, masih ada hal-hal lainnya yang meningkatkan risiko terjadinya varises, misalnya usia dan kehamilan.

Ketiga, hanya dialami oleh wanita

Varises memang lebih sering dialami oleh wanita, namun laki-laki juga bisa mengalaminya.

Laporan terkait kasus tersebut dilakukan pertama kali oleh Steve Hand, pria asal Washington yang terkena varises di usia 20-an.

Keluhannya saat itu adalah kedua kakinya terasa berat setelah terkilir ketika bermain basket.

Dia mengira itu hanya terkilir biasa, ternyata varises. Dengan demikian, pria maupun wanita bisa mengalami varises.

Mitos keempat, pola hidup sehat tidak bisa mengobati varises

Menurut Andrew F. Alexis, MD, MPH, ketua departemen dermatologi di Mount Sinai St. Luke’s and Mount Sinai Roosevelt di New York, gaya hidup sangat mempengaruhi cepat atau tidaknya proses penyembuhan varises.

Selain itu, orang yang mengalami obesitas lebih rentan terkena varises, karena berat badannya terlalu keras menekan pembuluh vena di kaki sehingga memicu varises.

Kalau belum parah, Anda bisa mengatasinya dengan menjalani gaya hidup sehat untuk mengontrol berat badan.

Anda juga bisa mengenakan stocking kompresi untuk membantu pengobatan varises.

Mitos kelima, varises bisa disembuhkan total

Saat ini memang sudah tersedia cukup banyak pengobatan varises yang ampuh, namun sayangnya varises belum bisa disembuhkan secara total.

Ada beberapa jenis operasi yang hanya bisa menghilangkan varises sementara dan harus dilakukan berulang kali untuk hasil terbaik.

Contohnya, skleroterapi yang dapat mengobati varises dengan menyuntikkan sklerosant ke dalam pembuluh darah kaki.

Terapi ini perlu dilakukan berkali-kali untuk mencegah varises muncul kembali.

Itulah beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui terkait varises, semoga bermanfaat ya.

Pengobatan Varises Dengan Herbal HNI

Alaternatif lain untuk mengobati gejala varises yaitu dengan menggunakan produk HNI HPAI.

Paket varises HNI terdiri dari Mengkudu Kapsul dan MHS.

Konsumsi Kapsul Mengkudu dengan dosis 2x3kapsul untuk membantu melancarkan peredaran darah.

Sedangkan MHS hangat dibalurkan pada area varises dibarengi dengan urut secara perlahan, sesering mungkin.