Jahe memiliki banyak manfaat untuk kesehatan sejak dulu, tapi 6 orang dengan kondisi penyakit ini yang tidak boleh minum jahe karena .. doc HNI Pioneer.
√ Post 06-12-23 by (Id60)
√ 3466 views
√ CLOUD Jahe
Penyakit Yang Tidak Boleh Minum Jahe
Jahe adalah tanaman rimpang dengan ciri khas batang berdaun dan memiliki bunga berwarna hijau kekuningan. Akar Jahe biasa digunakan sebagai bumbu pada masakan.[1]
Menurut webmd.com, Jahe merupakan tanaman asli daerah panas di Asia, seperti Cina, Jepang, dan India, tetapi sekarang tumbuh di beberapa bagian Amerika Selatan dan Afrika.
Sekarang tanaman jahe juga sudah dibudidayakan di Timur Tengah untuk sebagai obat dan olahan pada makanan.
Jahe pada umumnya digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan mual dan muntah.
Juga digunakan untuk masalah kram menstruasi, osteoarthritis, diabetes, sakit kepala migrain, dan kondisi lainnya, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang baik untuk mendukung banyak kegunaan ini.
Jahe mengandung bahan kimia yang dapat mengurangi mual dan radang.
Para peneliti percaya bahan kimia pada jahe bukan hanya bereaksi terutama di lambung dan usus, tetapi sekaligus berpengaruh di otak dan sistem saraf untuk mengendalikan rasa mual.
Images source fitlife.tv
Manfaat Jahe Untuk Kesehatan
Berikut ini adalah beberapa manfaat jahe menurut Setiawan (2015): [3]
- Sebagai obat batuk (peluruh dahak), peluruh keringat, peluruh haid, mencegah mual serta penambah nafsu makan
- Bersifat antiseptik, circulatory stimulant, diaphoretic, peripheral vasolidator.
- Bisa digunakan untuk menghangatkan badan.
- kandungan minyak atsirinya memiliki efek antiseptik, antioksidan dan mempunyai aktivitas terhadap bakteri dan jamur
- Jahe secara tradisional digunakan untuk obat sakit kepala, gangguan saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, mabuk perjalanan, dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal-gatal akibat gigitan serangga, keseleo, bengkak, serta memar.
- Jahe mengandung bahan antioksidan di antaranya senyawa flavonoid dan polifenol, asam oksalat dan vitamin C. Antioksidan yang terkandung jahe dapat mebantu menetralkan efek merusak yang diakibatkan oleh radikal bebas dalam tubuh
- Baik untuk system pencernaan dengan menurunkan kadar asam lambung dan menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan (karena mengandung senyawa aseton dan methanol)
Kandungan Zat Aktif
Jahe diketahui mengandung minyak atsiri, oleoresin dan pati. [2]
Jahe merah mengandung minyak atsiri sebesar 2,6%-3,9%, jahe putih kecil sebesar 1,5%- 3,5%, dan jahe putih besar mengandung minyak atsiri 0,82%-2,8%.
Besarnya kandungan minyak atsiri ini yang membuat jahe dapat digunakan sebagai obat.
Disamping itu, jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tidak menguap (non volatile oil), dan pati. Minyak menguap atau minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas pada jahe.
Kandungan minyak atsiri pada jahe antara lain α pinen, βphellandren, borneol, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde, methylepteno, 1,8 sineol, bisabelin, 1-α-curcumi, farnese, humulen, phenol, asetat dan yang paling banyak adalah zingiberen dan zingiberol.
Efek Farmakologis Jahe
Sebagai salah satu tanaman obat, jahe memiliki efek farmakologis seperti penjelasan di bawah ini: [3]
Zat Aktif | Efek Farmakologis |
---|---|
Limoen | Menghambat jamur Candida albicans, obat flu |
1,8-sineol | Mengatasi ejakulasi prematur, penguat lapar, perangsang aktivitas syaraf pusat |
10-dehidrogingerdion, 10-gingerdion, 6-gingerdion, 6-gingerol | Merangsang keluarnya ASI, menghambat kerja enzim dan siklooksigenase |
⍺-asam linolenik | Anti-pendarahan diluar haid, merangsang kekebalan tubuh, merangsang produksi getah bening |
Arginin | Mencegah kemandulan |
Asam aspartate | Perangsang syaraf, penyegar |
Betha-sitoserol | Perangsang hormon androgen, menghambat hormon estrogen |
Asam saprilik | Antijamur Candida albicans |
Capsaicin (Seluruh bagian tanaman) | Meningkatkan aktivitas kelenjar endokrin |
Asam klorogenik (Seluruh bagiann tanaman) | Mencegah proses penuaan |
Farnesol | Bahan pewangi makanan, parfum dan merangsang regenerasi sel. |
Sumber: (Hariana, 2002 dalam Hernani dan Winarti, 2013)
Kontra Indikasi Jahe
Pada saat diminum, jahe cukup aman bila dikonsumsi dengan takaran yang tepat. [1]
Namun demikian, Jahe juga dapat menyebabkan efek samping ringan seperti mulas, diare, dan rasa tidak nyaman diperut secara umum.
Pada beberapa wanita dilaporkan mengalami perdarahan menstruasi ekstra saat mengonsumsi jahe.
Ketika dioleskan ke kulit : Jahe mungkin aman bila dioleskan pada kulit dengan tepat dalam jangka pendek. Namun demikian pada sebagian orang dapat menyebabkan iritasi pada kulit karena rasa panas.
6 Orang Ini Harus Waspada Saat Konsumsi Jahe
Dibawah ini ada 6 orang yang harus ekstra hati-hati ketika akan mengonsumsi Jahe karena bisa menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan: [1]
Ibu hamil
Image source istock photo
Jahe mungkin aman diminum selama kehamilan, namun hal ini masih menjadi kontroversial.
Karena ada kekhawatiran bahwa jahe dapat memengaruhi hormon s3ks janin atau bisa meningkatkan risiko bayi meninggal pada saat lahir.
Ditemukan juga laporan lain terjadi keguguran selama pekan ke 12 kehamilan pada seorang wanita yang menggunakan jahe untuk mual di pagi hari.
Namun, sebagian besar penelitian pada wanita hamil menunjukkan bahwa jahe dapat digunakan dengan aman untuk mual di pagi hari tanpa membahayakan bayi.
Risiko berat pada wanita hamil yang mengkonsumsi Jahe biasanya 1% hingga 3%. Juga tidak ada peningkatan risiko persalinan dini atau berat badan bayi lahir rendah.
Ada beberapa kekhawatiran bahwa jahe dapat meningkatkan risiko pendarahan, sehingga beberapa ahli menyarankan untuk tidak menggunakannya mendekati hari persalinan Anda.
Seperti halnya menggunakan obat selama masa kehamilan, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter/ herbalist Anda untuk menggunakan jahe saat hamil pertimbangkan manfaatnya dan risikonya.
Anak-anak
Jahe mungkin aman ketika diminum hingga 4 hari oleh gadis-gadis remaja diawal haid mereka.
Ibu menyusui
Belum ada informasi yang valid tentang keamanan jahe jika diminum oleh seorang ibu yang sedang menyusui. Namun untuk amannya sebaiknya hindari penggunaan.
Gangguan pendarahan
Mengkonsumsi jahe dapat meningkatkan risiko pendarahan. Anda yang memiliki kelainan pembekuan darah (hemofilia) sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter.
Segera hentikan bila timbul keluhan seperti mudah memar, mudah berdarah, atau berdarah sulit berhenti.
Pengidap diabetes
Jahe dapat meningkatkan kadar insulin Anda dan / atau menurunkan gula darah Anda.
Bila penderita diabetes ingin mengkonsumsi jahe secara rutin, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter tentang obat yang tepat untuk mengurangi penurunan kadar gula darah.
Penyakit jantung
Ada indikasi bahwa penggunaan jahe dalam dosis tinggi bisa memperburuk kondisi kesehatan penderita jantung.
Image source istock photo
Secara umum, jahe yang dikonsumsi sehari-hari dalam bentuk makanan atau minuman jarang sekali menimbulkan efek samping, atau bilapun ada efek negatif hanya dalam kadar ringan saja.
Timbulnya efek samping biasanya karena konsumsi jahe secara berlebihan. Dianjurkan sebaiknya Anda tidak mengkonsumsi jahe lebih dari 4 gram per hari.
Hingga saat ini, bukti ilmiah yang terpercaya mengenai efek samping jahe untuk kesehatan masih simpang-siur.
Untuk keamanan sebaiknya orang-orang dengan penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tetap waspada.
Terlebih jika akan menggunakan jahe dalam jumlah besar, misalnya dalam bentuk suplemen.
Leave a comment