Cuci darah sebagai alternatif medis sat ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik, hati-hati karena proses cuci darah juga memiliki efek negatif .. doc HNI Pioneer.
√ Post 10-12-23 by (Id98)
√ 2225 views
√ CLOUD Peredaran Darah
Metode Cuci Darah
Ginjal adalah organ yang berfungsi menyaring dan membuang limbah serta mengatur kadar air dan mineral dalam tubuh.
Ginjal yang berfungsi dengan baik akan mencegah penumpukan kadar air berlebih, limbah, dan kotoran lainnya pada tubuh anda.
Selain itu, ginjal membantu mengontrol tekanan darah dan mengatur kadar unsur kimia dalam darah, seperti natrium dan kalium.
Ginjal juga mengaktifkan bentuk vitamin D yang meningkatkan penyerapan kalsium, sehingga dapat menjaga tulang agar tetap kuat.
Jika ginjal anda tidak lagi bekerja sebagaimana mestinya, maka limbah dan racun akan menumpuk pada aliran darah anda.
Apabila tidak segera ditangani, hal ini dapat berakibat fatal.
Ketika seseorang mengalami kondisi ini, baik karena faktor penyakit ataupun cedera, maka cuci darah (dialisis) dapat membantu agar tubuh bisa beraktifitas secara normal.
Kapan cuci darah dibutuhkan?
Orang yang mengalami gagal ginjal atau penyakit ginjal stadium akhir mungkin memerlukan cuci darah.
Cedera dan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan lupus dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal.
Dalam beberapa kasus, seseorang dapat mengalami masalah ginjal tanpa penyebab yang jelas.
Gagal ginjal bisa jadi merupakan kondisi jangka panjang (kronis), atau bisa juga terjadi secara tiba-tiba (akut) setelah sakit parah atau mengalami cedera.
Seseorang memerlukan cuci darah karena ginjalnya tidak lagi dapat membuang cukup limbah dan cairan dari darah untuk membuat tubuh tetap sehat.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika orang tersebut kehilangan fungsi ginjal antara 85% hingga 90% dari fungsi normalnya.
Pada tahap ini pasien mungkin mengalami gejala seperti mual, muntah, bengkak dan kelelahan.
Atau bisa jadi pasien tidak mengalami gejala-gejala ini, tapi hasil tes laboratorium menunjukan bahwa dia memiliki tingkat limbah yang tinggi dalam darah yang bisa menjadi racun bagi tubuhnya.
Apakah cuci darah dapat mengobati penyakit ginjal?
Jawabannya adalah “tidak”.
Cuci darah atau dialisis mungkin dapat menggantikan beberapa fungsi ginjal, tapi tidak dapat membantu menyembuhkan penyakit ginjal.
Selain itu, cuci darah juga tidaklah seefisien kinerja ginjal yang sehat.
Karenanya pasien yang menjalani cuci darah harus tetap berhati-hati dengan apa dan berapa banyak yang mereka makan dan minum.
Pasien cuci darah (dialisis) biasanya disarankan untuk meningkatkan asupan protein dan membatasi jumlah asupan kalium, fosfor, natrium, dan cairan dalam makanan mereka.
Pasien dengan diabetes atau kondisi medis tertentu mungkin memiliki batasan diet tambahan.
Metode Cuci Darah
Terdapat tiga metode yang umum dilakukan dalam prosedur pelaksanaan cuci darah, pilihannya tergantung pada kondisi kesehatan pasien, ketersediaan layanan juga biaya yang dikeluarkan.
Hemodialisis
Image source istock photo
Hemodialisis adalah jenis cuci darah yang paling umum dan banyak diketahui oleh orang.
Pada metode ini mesin dialisis akan mengeluarkan darah dari tubuh pasien dan menyaringnya dengan filter khusus yang disebut dialyzer (ginjal buatan).
Darah yang sudah disaring kemudian dikembalikan kedalam tubuh.
Proses cuci darah ini membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 5 jam dan dilakukan 3 kali dalam sepekan.
Untuk mempermudah akses ke pembuluh darah, pasien akan menjalani prosedur bedah minor terlebih dahulu (biasanya dilakukan dilengan).
Ada tiga jenis prosedur yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Arteriovenous Fistula (Fistula AV atau Cimino)
Image source istock photo
Yaitu saluran yang dibuat melalui pembedahan dengan menghubungkan antara arteri dan vena. biasanya dilakukan pada lengan yang jarang digunakan.
Prosedur ini lebih sering menjadi pilihan karena efektivitas dan keamanannya.
Setelah pembedahan, pasien membutuhkan waktu 6 pekan atau lebih untuk pulih dan dapat menggunakannya untuk cuci darah
2. Cangkok AV
Jika kondisi arteri dan vena pasien tidak memungkinkan untuk membentuk fistula, dokter bedah akan menggunakan selang sintetis yang felksibel untuk menghubungkan arteri dan vena dibawah kulit pasien.
Cangkok AV membutuhkan waktu sekitar 2 pekan untuk pulih, sehingga pasien dapat memulai cuci darah lebih cepat.
Namun cangkok AV tidak bertahan selama Fistula AV.
3. Kateter
Image source istock photo
Prosedur ini dapat dilakukan dengan memasukkan kateter kedalam vena besar yang terletak pada leher, dibawah tulang selangka atau pada pangkal paha pasien.
Akses pembuluh darah dengan kateter ini bersifat sementara, dan biasanya dilakukan dalam keadaan darurat, ketika pasien memerlukan cuci darah dengan segera.
Dialisis Peritoneal
Dialisis peritoneal menggunakan lapisan dalam perut yang disebut peritoneum yang dibantu dengan larutan yang disebut dialisat untuk menyaring darah.
Seperti halnya ginjal, peritoneum memiliki ribuan pembuluh darah kecil, yang menjadikannya sebagai alat penyaring yang ideal.
Sekitar 3 pekan sebelum melakukan dialisis peritoneal, pasien akan menjalani prosedur bedah minor pada bagian perut.
Image source istock photo
Dokter bedah akan melakukan sayatan pada area dekat pusar untuk memasukkan selang tipis dan lembut yang disebut kateter kedalam rongga peritoneum, dan ditempatkan secara permanen.
Selama proses cuci darah, rongga peritoneum akan diisi oleh dialisat melalui kateter secara perlahan.
Larutan tersebut akan didiamkan dalam rongga peritoneum selama beberapa waktu (sekitar 4 atau 5 jam) untuk menyerap limbah dan kelebihan cairan dari darah.
Setelah proses penyerapan limbah, larutan yang sudah digunakan akan dikeluarkan melalui kateter dan diganti dengan larutan yang baru.
Siklus pertukaran ini perlu diulang sekitar 4 hingga 6 kali dalam sehari.
CRRT (Continuous Renal Replacement Therapy)
Prosedur ini biasanya digunakan di unit perawatan intensif (ICU).
CRRT digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal pada pasien dalam kondisi kritis yang mengalami gagal ginjal akut.
Mirip seperti hemodialisis, CRRT juga menggunakan mesin untuk untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke filter, untuk membuang produk limbah dan kelebihan cairan dari darah.
Darah yang sudah disaring kemudian dialirkan kembali ke tubuh pasien bersamaan dengan cairan pengganti.
Prosedur ini dilakukan sekitar 12 hingga 24 jam dalam sehari, dan biasanya dilakukan setiap hari.
Apa saja potensi komplikasi dan resiko dari cuci darah?
Potensi resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien hemodialysis:
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Kram otot
- Kekurangan sel darah merah (anemia)
- Gangguan tidur
- Rasa gatal
- Penyakit tulang, jika ginjal yang rusak tidak lagi dapat memproses vitamin D
- Kadar kalium tinggi (hiperkalemia) atau Kadar kalium rendah (hipokalemia), jika terlalu sedikit atau terlalu banyak kalium yang dikeluarkan.
- Radang pada selaput pembungkus jantung (perikarditis)
- Sepsis
- Infeksi aliran darah (bakteremia)
- Detak jantung tak teratur
- Kematian jantung mendadak, yang merupakan penyebab utama kematian pada orang yang menjalani cuci darah.
Potensi resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien dialisis peritoneal:
- Infeksi peritoneum (peritonitis)
- Melemahnya otot perut
- Hernia
- Penambahan berat badan, karena dialisat mengandung gula (dekstrosa)
- Demam
- Sakit perut
Potensi resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien CRRT:
- Infeksi
- Penurunan suhu tubuh secara drastis (hipotermia)
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Gangguan elektrolit
- Pendarahan
- Memperlambat pemulihan ginjal
- Melemahnya tulang
- Anafilaksis
Pasien yang menjalani perawatan cuci darah jangka panjang juga berisiko mengalami masalah kesehatan lain, termasuk amiloidosis.
Penyakit ini dapat terjadi ketika protein amiloid yang diproduksi di sumsum tulang menumpuk pada organ seperti ginjal, hati, dan jantung.
Hal ini biasanya menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan.
Berapa lama harus menjalani cuci darah?
Dalam beberapa kasus pada penderita gagal ginjal akut (mendadak), cuci darah mungkin hanya diperlukan untuk jangka pendek, hingga kondisi ginjalnya membaik.
Namun ketika pasien menderita penyakit ginjal kronis yang berkembang dari waktu ke waktu menjadi gagal ginjal, dan kondisi ginjalnya tak kunjung membaik, maka pasien akan memerlukan cuci darah sampai mendapatkan transplantasi ginjal.
Tapi, jika pasien tidak dapat menemukan donor ginjal yang tepat, atau kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan transplantasi ginjal, kemungkinan pasien harus menjalani cuci darah selama sisa hidupnya.
Pengobatan cuci darah dengan herbal HNI
Image source istock photo
Anda sedang menjalani cuci darah?
Coba pengobatan dengan menggunakan herbal HNI sebagai alternatif pendamping dalam membantu meringankan gejalanya.
Produk HNI yang digunakan untuk pengobatan cuci darah adalah antara lain :
- Ginextrac : 2 x 1 kapsul
- Madu Pahit : 3 x 1 sdm
- Biosir : 2 x 1 kapsul
Panduan lengkap ikhtiar pengobatan klik link ini : paket produk HNI untuk cuci darah.
Apakah kondisi pengidap cuci darah bisa disembuhkan dan lepas dari ketergantungan dengan alat-alat medis?
In syaa Allah bisa.
Setidaknya ini pengalaman mereka yang telah berhenti cuci darah setelah melakukan pengobatan dengan produk HNI.
Cek pengalaman pengguna berhenti cuci darah setelah berobat dengan herbal HNI : klik testimoni ini
Leave a comment